Selasa, 25 November 2025

Meningkatkan Minat Baca dalam Dunia Pendidikan

Siswa pada era pendidikan saat ini banyak yang tidak memiliki ketertarikan dalam membaca. Padahal membaca sangatlah penting guna  meningkatkan kemampuan siswa. Membaca dapat menjadi fondasi utama  dalam pembelajaran serta memperkaya kosa kata dan pengetahuan.

Mengajar (Sumber:) 

Ketika kegemaran dalam membaca seorang siswa berkurang, maka siswa itu akan mengalami keterlambatan dalam pengembangan pengetahuan, wawasan terbatas, dan kemampuan berpikir yang lambat. Oleh sebab itu, pentingnya meningkatkan minat baca dalam dunia pendidikan, baik itu di sekolah maupun lingkungan belajarnya. Maka perlunya strategi dalam menciptakan pengalaman membaca yang baik, diantaranya yaitu: 

1. Menyenangkan dan bermakna bagi siswa, seperti dalam menyediakan buku-buku yang menarik dan tidak membosankan. 
2. ⁠Menyediakan perpustakaan tentunya agar membaca lebih nyaman dan gampang untuk diakses oleh siswa.
3. ⁠Menyediakan buku sesuai minat dan usia siswa tersebut. Contohnya buku edukatif, cerita pendek, cerita beragambar, dan novel.
4. ⁠Memanfaatkan tekonologi sebaik-baiknya. Seperti dalam menggunakan aplikasi online, perpustakaan digital, dan media sosial. Pastikan media yang digunakan sesuai dan mudah dipahami.
5. ⁠Mengaitkan bacaan dengan kehidupan sehari-hari.
6. ⁠Memberikan kebebasan dalam memilih bacaan yang disukai oleh siswa.
7. ⁠Memberikan contoh yang baik yaitu guru dan orang tua menjadi teladan bagi siswa.
8. ⁠Hubungkan dengan pelajaran. Contohnya seperti materi pelajaran dikaitkan dengan literasi dalam proses belajar.
9. ⁠Mengadakan sesi diskusi, yang dimana siswa diharuskan menceritakan kembali isi buku yang sudah dibaca.
10. Memberikan apresiasi kepada siswa dalam proses belajar agar tidak lebih menyenangkan.

Strategi-strategi di atas dapat digunakan oleh siswa yang tidak tertarik dalam membaca, agar dapat meningkatkan minat bacanya dalam menggunakan strategi tersebut. Selain itu, juga untuk mempermudah dirinya supaya lebih nyaman dalam membaca buku. Oleh sebab itu, upaya meningkatkan minat baca kepada siswa sangatlah penting bagi perkembangan intelektual dan kesuksesan akademis siswa.


Penulis: Salsa Ayu Dian Fitriani

JENIS-JENIS KATA SERAPAN DALAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional resmi Negara Republik Indonesia. Bahasa Indonesia juga memiliki kata serapan untuk memperkaya kosakata bahasanya. Kata serapan merupakan kata yang berasal dari Bahasa lain (asing atau daerah) yang disesuaikan dalam Bahasa Indonesia. Baik dari segi lafal, ejaan, ataupun maknanya. Berikut adalah beberapa jenis kata serapan dalam bahasa Indonesia.

Membaca (Sumber: Grafis Pribadi)

1. Adopsi

Adopsi merujuk pada kata serapan yang diserap secara utuh tanpa perubahan atupun penyesuaian dalam Bahasa Indonesia. Contohnya: Film(Bahasa Inggris), Bola (Bahasa Portugis), Aneka (Bahasa Sanskerta), Abad (Bahasa Arab). 

2. Adaptasi

Adaptasi merujuk pada kata serapan yang disesuaikan dengan pelafalan dan pengucapan dalam Bahasa Indonesia. Conthnya: Bisnis adaptasi dari business (Bahasa Inggris), Baca adaptasi dari Vaca (Bahasa Sanskerta), Dunia adaptasi dari dunya (Bahasa Arab).

3. Pungutan/ Terjemahan

Pungutan/ terjemahan merujuk pada kata serapan yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Contohnya: Uji coba terjemahan dari try out, Unduh terjemahan dari download, Linimasa terjemahan dari timeline.

Itu dia jenis-jenis kata serapan dalam Bahasa Indonesia. Pemahaman akan kata serapan bukan hanya untuk menambah pengetahuan, tetapi juga memungkikan untuk menggunakan bahasa Indonesia secara lebih efektif. Kata serapan ini juga menunjukkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang akan bertumbuh sesuai dengan perkembangan zamannya.


Penulis: Muhammad Taufiqul Rohman

BAHASA INDONESIA SECARA RESMI DIGUNAKAN DALAM SIDANG UMUM UNESCO KE-43

Momen bersejarah bagi Indonesia, Bahasa Indonesia untuk pertama kalinya digunakan di sidang umum UNESCO ke-43 yang berlangsung pada 4 November 2025 di Samarkand, Uzbekistan. Hal ini setelah melalui proses panjang sejak November 2022. Penggunaan bahasa Indonesia ini menjadi kebanggaan nasional bagi bangsa Indonesia.
Persidangan (Sumber: Grafis Pribadi)

Proses panjang ini dimulai dari wacana pengusulan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO dari diskusi antara Duta Besar Republik Indonesia, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dan Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO. Hal yang menjadi pendorong terjadinya wacana pengusulan itu adalah karena UNESCO mendorong penghargaan kepada keberagaman bahasa serta terdapat aturan dalam tata tertib Sidang Umum UNESCO. Kemudian, Indonesia secara resmi mengirimkan proposal pengajuan pada tanggal 29 Maret 2023 melalui Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang (OINB) Kementrian Luar Negeri.

Usulan ini akhirnya disetujui dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO yang dilaksanakan pada Mei 2023 untuk diagendakan dalam Sidang Umum UNESCO ke-42. Usulan ini dipresentasikan pada tanggal 8 November 2023 oleh Delegasi Indonesia di hadapan Legal Committee UNESCO. Kemudian, pada tanggal 20 November 2023, bahasa Indonesia secara resmi ditetapkan ketika Sidang Pleno UNESCO sebagai bahasa resmi ke-10 Sidang Umum UNESCO.

Abdul Mu'ti dalam Pernyataan Nasional Indonesia menyampaikan bahwa bahasa Indonesia adalah jembatan kesatuan di dalam negeri dan sekarang menjadi jembatan pengetahuan antarbangsa. Selain itu, Abdul Mu'ti juga menegaskan bahwa penggunaan bahasa Indonesia di UNESCO bukan hanya sekedar pengakuan dan kehormatan linguistik, tetapi juga merupakan representasi nilai kemanusiaan dan persatuan yang diusung oleh bangsa Indonesia (Sumber: kemendikdasmen).

Kini, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi bahasa kebangsaan tetapi juga menjadi bahasa dunia yang mempersatukan dan menghubungkan manusia walaupun berbeda negara. Hal ini juga menjadi bukti kuatnya diplomasi budaya Indonesia.


Penulis: Asti Novita

BROWNIES FLA COKLAT YANG SEDANG TREN DI KALANGAN MAHASISWA UMMI

Kabar baik untuk para pecinta makanan manis, dessert baru kini telah tersedia di UMMI Mart. Perpaduan brownies dan fla coklat yang meleleh di mulut, membuat rasanya menjadi sangat lezat. Dessert ini telah tersediakan kurang lebih dari satu bulan ke belakang. Harganya yang murah meriah sangat pas untuk kantong mahasiswa.

Brownies Fla Coklat (Foto Pribadi)

Fla coklat terbuat dari campuran coklat, gula, susu, dan bahan pengental. Fla coklat ini memiliki tekstur yang lembut dan creamy dengan rasa coklat yang kuat. Fla coklat biasanya disajikan dingin dan dapat dihiasi dengan berbagai toping.

Brownies coklat yang ditimpa fla ini sedang lagi trend di kalangan remaja di salah satu kampus di Sukabumi yaitu universitas Muhammadiyah Sukabumi, lho! Rasanya yang enak dan lembut membuatnya banyak diminati. Selain itu, dessert ini juga ditaburi choco chip yang menambahkan rasa crispy. Browniesnya memiliki rasa yang manis, lembut, dan tidak mengeluarkan aroma amis dikarenakan terdapat perpaduan susu dan coklat bubuk.

Brownies fla ini lebih enak disajikan dan dimakan selagi masih dingin karena lebih empuk dan lembut. Brownies fla ini hanya tersedia di UMMI Mart, Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Brownies fla ini merupakan sebuah hidangan yang membawa kebahagian.


Penulis: Sry Lesti Lestari

Selasa, 18 November 2025

PENDIDIKAN SEBAGAI PILAR KUNCI PEMBANGUNAN GLOBAL DAN INDIVIDU

Pendidikan adalah sebuah sebuah proses fundamental yang memfasilitasi pembelajaran kini semakin diakui sebagai pilar utama dalam membangun sebuah negara dan masa depan individu bukan hanya tranmisi pengetahua pendidikan memcakup perolehan keterampilan nilai nilai, moral, dan kepercayaan yang membentuk karakter dan kompetensi masyarakat.


Gambar 1 Pendidikan (Sumber: bola.com)

Era global ini, dunia pendidikan mengalami banyak perubahan. Mahasiswa dituntut untuk menguasai pelajaran disekolah tetapi juga untuk mampu mengadaptasi pengetahuan yang sudah didapat.

Secara historis pendidikan telah berevolusi dan model informal seperti magang atau pengajaran dengan menggunakan lisan menjadi sistem yang struktur. Pendidikan tinggi telah menjadi kunci yang utama yang memungkinkan individu untuk memahami ekonomi dan sosial, membuka peluang kerja yang lebih baik dan meningkatkan status kehidupan yang baik.

Sistem pendidikan bertingkat dari dasar hingga akademi, contoh dari dasar seperti SD/Sederajat, berfokus membangun untuk membaca, menulis, dan berhitung, yang kedua pendidikan menengah yaitu SMP/SMA ini perfokus pada mata pembelajaran dan kemampuan individu dan mempersiapkan siswa untuk jenjang akademik selanjutnya, yang terakhir yaitu pendidikan tinggi seperti Universitas, berfokus memberikan pemahaman yang mendalam dalam studi yang dipilih oleh individu. Tidak hanya itu, universitas juga melatih mahasiswa untuk belajar disiplin, mendorong penelitian, dan mempunyai profesiaonal berkualitas tinggi.


Penulis: Desi Nurazizah

KELEZATAN LUMPIA BASAH DI KOTA SUKABUMI

Lumpia basah adalah salah satu jajanan kaki lima yang paling legendaris tetapi banyak sekali peminatnya. Lumpia basah khas jawa barat ini mempunyai sensasi rasa dan tekstut yang otentik. Mari kita ungkap rahasia dibalik kelezatan makanan yang selalu memanjakan lidah ini.


Gambar 1 Lumpia Basah Mang Kojek (foto pribadi)

Lumpia basah adalah jajanan yang disajikan dalam keadaan hangat langsung dari wajan penjualnya. Makanan ini tidak di gulung seperti lumpia pada umumny, melainkan disajikan dengan kulit lumpja segar sebagai alasnya dan di bawahnya di alasi lagi dengan daun pisang.

Ciri khas utamanya terletak pada isian yang melimpah. Isiannya ada bengkuang dan toge, bahan utama yang pertama tumis bumbu hingga tercium harum lalu masukan telor dengan di orak arik hingga matang, masukan toge dan bengkuang hingga layu dan meresap ke bumbu, memberikan tekstur renyah segar dan rasa gurih yang khas. Lumpia disini yang menjadi menarik itu menggunakan saus gula aren, inilah pembeda utamanya. Saus kental dari gula aren yang manis dan legit ini di oleskan pada kulit lumpia dan dicampurkan ke dalam isian, menciptakan rasa yang manis, gurih, dan sedikit pedaa jika ditambahkan pedas.

Pembuatan lumpia basah adalah sebuah seni tersendiri yang sering kali menarik perhatian pembeli. Adapun persiapan isian ada bengkuang dan tauge lalu ditumis bersama bumbu halus, bumbunya ada (bawang putih, bawang merah, dan cabai) hingga matang.

Sausnya menggunakan gula merah dimasak dengan air hingga larut, kemudian dikentalkan dengan sedikit larutan tepung maizena yang menghasilkan saus yang lengket dan manis.

Cara penyajiannya menggunakan satu lembar daun pisang lalu di atasnya di letakkan kulit lumpia yang segar lalu diolesi dengan saus gula aren, dan tambahkan tumisan isian, dan ditambahkan telur yang di orak arik. Meskipun disebut "dibungkus" isiannta cenderung diletakkan di atas kulit lumpia yang rapi dan rapat.

Lumpia basah bukan sekedar cemilan biasa ia adalah bagian dari jajanan nostalgia yang terjangkau dan rasanya lezat yang membuatnya menjadi pilihan favorit untuk cemilan, rasanya yang manis, gurih dan pedas , tesktur yang renyah dan lembut menciptakan sensasi yang memuaskan.

Nah, dari jajanan dewi sartika ini yaitu lumpia basah telah membuktikan bahwa kelezatan yang sejati itu ditemukan dalam kesederhanaan. Makanan yang khas menjadikannya kuliner yang wajib dicoba  saat berkunjung ke Kota Sukabumi.


Penulis: Nashwa Aulia Firdaini

PENTINGNYA MEMBANGUN KEBIASAAN BELAJAR YANG BAIK UNTUK SISWA DI ERA DIGITAL

Pada era digital saat ini, dunia pendidikan telah mengalami banyak perubahan. Siswa bukan hanya dituntut untuk menguasai pelajaran di sekolah, tetapi juga ditantang untuk mampu beradaptasi dengan teknologi, informasi yang cepat berubah, dan cara belajar baru. Oleh sebab itu, membangun kebiasaan belajar yang baik menjadi hal penting agar siswa tetap berprestasi dan tidak tertinggal jauh dengan lingkungannya. Berikut ini cara-cara membangun kebiasaan yang baik untuk siswa di era digital.


Gambar 1 Pendidikan (Sumber: mahasiswaindonesia.id)

1. Belajar Tidak Hanya di Sekolah

Perkembangan teknologi membuat siswa bisa belajar kapan saja. Namun, banyak siswa masih mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Padahal, kemampuan mencari informasi sendiri, membaca secara mandiri, dan memanfaatkan video pembelajaran sangat membantu memperdalam materi. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar mandiri biasanya lebih siap menghadapi ujian, lebih percaya diri, dan lebih mudah memahami pelajaran.

2. Tantangan Distraksi Media Sosial

Salah satu masalah besar dalam pendidikan saat ini adalah gangguan dari media sosial. Banyak siswa menghabiskan waktu untuk bermain gim atau menonton konten hiburan sehingga mengurangi waktu belajar. Di sekolah, guru mulai memberikan edukasi literasi digital agar siswa mampu mengatur waktu antara hiburan dan kewajiban belajar. Ini penting agar siswa tidak kehilangan fokus dalam mencapai tujuan pendidikan mereka.

3. Pentingnya Membangun Literasi Membaca

Meskipun teknologi semakin maju, kemampuan membaca tetap menjadi dasar utama pendidikan. Pelajaran seperti Bahasa Indonesia, IPA, IPS, bahkan Matematika membutuhkan kemampuan memahami teks. Sekolah-sekolah kini mendorong siswa untuk membaca minimal 15 menit setiap hari. Kebiasaan sederhana ini terbukti membantu meningkatkan daya nalar, kemampuan menjawab soal, dan kreativitas.

4. Peran Guru dalam Motivasi Belajar

Guru memiliki peran besar dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pendekatan pembelajaran modern mendorong guru untuk mengajar dengan metode diskusi, proyek kelompok, hingga pembelajaran berbasis masalah agar siswa aktif dan tidak hanya mendengarkan. Guru yang memberikan motivasi, memahami kesulitan siswa, dan menciptakan kelas yang interaktif dapat meningkatkan semangat belajar.

5. Kesehatan Mental Juga Bagian dari Pendidikan

Saat ini, banyak siswa merasa tertekan dengan tugas sekolah, persaingan nilai, dan tuntutan orang tua. Hal ini berdampak pada stres, kelelahan, hingga menurunnya prestasi. Pendidikan yang baik bukan hanya tentang nilai tinggi, tetapi juga memastikan siswa merasa aman, nyaman, dan mampu mengelola emosinya. Sekolah banyak yang mulai menyediakan konseling agar siswa dapat bercerita dan menemukan solusi atas masalah belajar maupun pribadi.

 6. Kerja Sama Orang Tua dan Sekolah

Tanpa dukungan orang tua, proses belajar tidak akan maksimal. Orang tua perlu memberikan perhatian, memonitor perkembangan anak, dan memastikan lingkungan rumah mendukung kegiatan belajar.


Penulis: Sartika Juniar Lestari

VIRAL! WARGANET DIRAMAIKAN DENGAN KOSAKATA BARU "GALGAH" YANG KINI MASUK KBBI

Jagad media sosial belakangan ini diramaikan dengan kemunculan kotakata baru "galgah" yang kini secara resmi tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI VII Daring, kota kata ini yang mengacu pada kondisi sudah tidak haus atau hilang dahaga.


Gambar 1 Mengetik (Sumber: cdn-brilio-net.akamaized.net)

Fenomena “galgah” bermula dari video Bunga Reyza yang mempertanyakan mengapa kata “haus” tidak memiliki lawan kata dalam bahasa Indonesia. Dalam video itu, ia secara spontan mencetuskan kata “galgah” sebagai padanan untuk menggambarkan kondisi tidak haus. 

Sebelum galgah resmi tercatat, kata "Palum" lebih dulu diresmikan sebagai lawan kata haus. Mengutip dari KBBI VI Daring, definisi kata palum adalah: "sudah puas minum; hilang rasa haus." 

Dalam informasi detail di KBBI VI Daring, kata palum berasal dari bahasa "Pakpak", salah satu rumpun bahasa Batak. Dengan diresmikannya galgah dan palum, kini pengguna bahasa Indonesia memiliki dua kosakata resmi.

Keduanya dapat digunakan untuk menyatakan kondisi sudah tidak haus atau lega setelah minum. Terutama dalam konteks percakapan santai atau bahasa sehari-hari yang menggambarkan rasa puas setelah meneguk minuman.

Beberapa bulan kemudian, kata "galgah" resmi diakui dalam KBBI setelah melalui proses validasi redaksi. Kini kosakata tersebut digunakan luas oleh warganet terutama oleh gen Z. Misalnya "sudah galgah, yuk lanjut ngobrol!" 

Kata ini termasuk dalam kelas kata adjektiva (kata sifat) digunakan untuk menjelaskan kondisi seseorang yang sudah hilang rasa haus. 

Dalam konteks ini "galgah" menjadi contoh nyata bagaimana media sosial menjadi medium yang mendorong lahirnya ragam bahasa baru.


Penulis: Nana Rianti

SEBLAK YANG KHAS DI KOTA SUKABUMI

Seblak menjadi salah satu hidangan yang paling banyak dibicarakan dalam satu dekade terakhir, di antara beragam kuliner nusantara yang terus berkembang. Dari warung kaki lima hingga kedai modern, dari kota kecil hingga pusat keramaian, seblak telah menjelma menjadi sajian favorit berbagai kalangan. Namun di balik popularitas tersebut, ada satu variasi yang memiliki karakter rasa tersendiri yaitu Seblak Sukabumi. Makanan ini bukan sekadar hidangan pedas untuk memuaskan selera, melainkan representasi budaya kuliner yang hidup di tengah keseharian masyarakat Sukabumi.


Gambar 1 Seblak Seuhah 06 di Kota Sukabumi (foto pribadi)

Sebelum kuahnya tersaji di mangkuk, Seblak Sukabumi sudah lebih dulu memperkenalkan diri melalui aromanya. Wajan panas yang bertemu dengan bumbu halus kencur menghasilkan wangi tajam yang menjadi ciri khas hidangan ini. Tidak seperti sebagian daerah lain yang menggunakan kencur dalam jumlah minimal, masyarakat Sukabumi justru menjadikannya sebagai penanda identitas. Aromanya kuat, segar, dan menghadirkan sensasi hangat yang membuat siapa pun yang melintas di dekat warung seblak berhenti sejenak untuk menebak dari mana wangi itu berasal.

Meski seblak dikenal sebagai kuliner khas Bandung, versi Sukabumi memiliki karakter yang cukup menonjol. Kuahnya cenderung lebih pekat dan berwarna kemerahan, hasil perpaduan cabai merah, bawang, dan rempah yang ditumis hingga mengeluarkan minyak. Sementara seblak dari daerah lain biasanya menawarkan rasa pedas dengan sentuhan gurih ringan, Seblak Sukabumi lebih kompleks pedas yang dalam, gurih yang tebal, serta aroma kencur yang menancap tajam di lidah.

Keunikan ini tidak terjadi begitu saja. Sukabumi sebagai daerah pegunungan memiliki suhu yang relatif lebih dingin, sehingga masyarakat setempat terbiasa menikmati hidangan yang bisa menghangatkan tubuh. Pedas menjadi elemen penting bukan hanya untuk rasa, tetapi juga untuk kenyamanan dan kebiasaan.

Meski kerupuk basah atau tetap menjadi inti dari seblak, isian dalam Seblak Sukabumi sangat bervariasi, bahkan terus berkembang seiring selera generasi muda. Para pedagang seblak di kota ini dikenal kreatif dalam memadukan bahan-bahan ceker yang dimasak hingga tulangnya lunak, makaroni yang menyerap bumbu pedas, bakso dan siomay yang menambah rasa gurih, telur kocok yang menyatu dengan kuah pekat, hingga topping-topping kekinian.

Kreativitas ini membuat satu porsi seblak tidak hanya menjadi makanan, tetapi juga pengalaman. Setiap pengunjung dapat menyesuaikan tingkat pedas, jenis isian, hingga kuah sesuai selera.  inilah yang membuat seblak mudah diterima oleh berbagai kalangan usia.

Bagi masyarakat Sukabumi, seblak lebih dari sekadar makanan tren, seblak hadir dalam kehidupan sehari-hari sebagai teman siang hari dan dinginnya sore hari, pengisi waktu istirahat di sela aktivitas sekolah atau kerja, atau kuliah hingga makanan santai saat berkumpul bersama teman. Warung-warung seblak sering kali menjadi tempat bertemunya anak muda, lengkap dengan tawa, obrolan, dan cerita yang mengalir.

Seblak juga merupakan kuliner Jawa Barat. Di Sukabumi, seblak adalah sebuah hidangan sederhana yang mampu menciptakan kenangan dan memiliki perpaduan rasa yang kuat, pengalaman menyantap yang unik.

Bagi yang pertama kali mencicipi, sensasinya mungkin mengejutkan. Pedas manis dan aromanya yang menembus, dan kuahnya memenuhi lidah dengan rasa yang intens. Namun justru intensitas itu yang membuat banyak orang kembali mencarinya.

Seblak Sukabumi adalah bukti bahwa kuliner bukan hanya soal bahan dan cara memasak, tetapi juga tentang konteks budaya dan lingkungan yang melingkupinya. Seblak lahir dari keseharian masyarakat, berkembang melalui kreativitas generasi muda, dan akhirnya menjadi ikon rasa yang mewakili kota Sukabumi.

Tengah pesatnya kuliner modern, Seblak Sukabumi tetap mempertahankan jati diri pedas, gurih, manis dan selalu menggugah selera. Sebuah hidangan sederhana yang membawa cerita panjang tentang kota, masyarakat, dan kenangan yang tertinggal di setiap suapannya.


Penulis: Gia Fitria Anggraini

PENGGUNAAN BAHASA DI MEDIA SOSIAL

Setiap hari jutaan orang di Indonesia menggunakan media social mencapai 143jt pengguna media sosial, mulai dari mengunggah aktivitas mereka sehari-hari bahkan menjadi tempat curhat, semua itu lewat layer kecil di tanganmu. Tapi apa kabar dengan Bahasa Indonesia?

Gambar 1 Penyuntingan (Sumber: linkedin.com)

Media sosial cenderung membuat gaya Bahasa kita berubah, mulai dari penggunaan singkatan, campur kode, emoji, bahkan Bahasa gaul menjadi makanan sehari-hari. Cepat? iya, tapi apakah sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia? belum tentu. Penelitian yang dilakukan oleh salah satu dosen departemen sastra Indonesia yaitu Prof. Dr. Munira Hasjim, Ketua Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin yang melibatkan 438 siswa SMP dan SMA di Makasar, dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas remaja sadar akan pentingnya menggunakan Bahasa yang baik dan benar. Tapi, Ketika di media social mereka lebih nyaman menggunakan Bahasa yang santai dan informal. Tapi jangan salah di sekolah dan ujian mereka tetap menggunakan Bahasa yang baku ini menjadi bukti bahwa mereka adaptif, tahu kapan harus menggunakan Bahasa formal dan kapan harus menggunakan Bahasa yang santai. Ada banyak fenomena baru seperti campur kode, variasi ejaan, emoji jadi symbol perasaan, bahkan kata-kata baru merupakan hasil dari kreativitas anak muda. Ini dapat dikatakan bahwasanya media social itu seperti laboratorium Bahasa tempat Bahasa Indonesia berkembang, berubah, bahkan memperkaya kosakata melalui proses serapandan kreasi.Tapi di sisi lain, struktur kalimat jadi sering rusak subjeknya hilang, predikatnya tidak jelas yang menjadikan maknanya ambigu. 

Melihat fenomena Bahasa ini, lantas solusi apa yang harus dilakukan? solusinya yaitu edukasi dan kesadaran. Solusi ini dapat ditempuh melalui kurikulum, sosialisasi, dan from digital yang mendidik. Jadi, mari kita seimbangkan antara aktif di bidang social dan tetap menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Karena Bahasa Indonesia adalah jati diri kita.


Penulis: Nurul Aini Syarifah

APA SEBENARNYA EDURASA? MARI UNGKAP RAHASIANYA

Hallo, teman-teman EduRasa. Mau cari informasi seputar dunia pendidikan, bahasa, atau bahkan kuliner yang menarik? EduRasa tempatnya. EduRasa akan menyajikan berbagai informasi menarik dan pastinya terkini untuk teman-teman EduRasa. EduRasa akan mengajak teman-teman untuk menelusuri dunia pendidikan, bahasa, dan kuliner secara digital, lho!

Tapi, penasaran kan apa sebenarnya EduRasa itu? Mari simak penjelasannya berikut ini.

Gambar 1 Logo EduRasa (foto pribadi)

EduRasa adalah sebuah perusahaan media masa online yang menyajikan informasi serta memberi edukasi mengenai pendidikan, bahasa, dan kuliner. EduRasa merupakan akronim dari edukasi dan rasa. Edukasi yaitu untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Sedangkan, rasa yaitu untuk menyampaikan kualitas, sensasi, dan estetika. Edukasi mencakup pendidikan dan bahasa digunakan sebagai alat utama yang memungkinkan edukasi itu terjadi. Sedangkan, rasa mencerminkan kuliner, namun bukan hanya sekedar kuliner tetapi juga menyampaikan pengetahuan dan sejarah mengenai kuliner tersebut.

Warna biru pada huruf E dan U identik dengan pendidikan, melambangkan fokus dan ketenangan. Warna orange atau warna jeruk pada huruf D identik dengan bahasa, melambangkan komunikasi yang hangat dan ceria. Warna kuning pada kata rasa identik dengan kuliner, dapat menambah nafsu makan. Warna-warna inilah yang menjadi color palette perusahaan kami. Topi koki melambangkan berkualitas. Bintang-bintang melambangkan cahaya harapan dan keistimewaan. Dalam pendidikan, memberikan pencerahan. Dalam bahasa memberikan makna. Dalam kuliner memberikan kelezatan.

Fokus bidang perusahaan kami yaitu pendidikan, kuliner, dan bahasa. Dalam pendidikan, kami menyampaian pengetahuan, pengembangan keterampilan, dan pembentukan karakter (nilai moral, etika, dan sosial). Dalam bahasa, kami menyampaikan fakta dan opini yang disajikan secara logis dan sistematis untuk mencari tahu pemilihan kata, kalimat, dan paragraf yang sesuai, serta menyampaikan bahasa sebagai alat komunikasi dan ekspresi budaya serta identitas. Dalam kuliner, kami menyampaikan kualitas rasa, sejarah atau asal usul dari makanan tersebut, serta mendorong UMKM dan tren kuliner terkini.

Sangat menarik bukan? Mari belajar dan telesuri dunia secara digital bersama EduRasa. Setiap hari Rabu, ya!


Penulis: Asti Novita, Salsa Ayu Dian Fitriani

3,9 JUTA ANAK DI INDONESIA TIDAK BERSEKOLAH

Menurut Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), pemerataan akses pendidikan pada tahun 2025 masih menghadapi persoalan ya...